Senin, 31 Oktober 2011

Sistem Pengapian Baterai

 












Sistem pengapian (Ignition system) pada automobil berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai menjadi 10 KV atau lebih dengan menggunakan ignition coil di mana tegangan tersebut dibagikan ke tiap busi oleh distributor. Konstruksi sistem pengapian konvensial terdiri atas:
1. Baterai
    Baterai menyediakan arus listrik teganga rendah (12 V).
2. Ignition coil berfungsi untuk menaikkan tegangan yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang         diperlukan untuk pengapian.
3. Distributor terdiri dari atas cam (nok), membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft poros             engkol yang tepat untuk masing-masing silinder.

* Breakerpoint (platina)
   Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk menghasilkan arus        listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan induksi magnetik listrik.
* Capasitor atau kondensor
   Menyerap loncatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk        menaikkan tegangan coil sekunder.
* Centrifugal governor advancer
   Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
* Vacuum advancer
   Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
* Rotor
   Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil ke tiap-tiap busi.
* Distributor Cap
   Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
4. Kabel tegangan tinggi(high tension cord)
    Mengalirkan ar
us listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi.
5. Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga melalui elektrodanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar